Justeru jadi inget punya note ini gara-gara kemarin sore … Alfin lari dari luar masuk nemuin kita yang lagi dinner terus bilang begini
Alfin “Mama… Alfin pengen di sunat …”
Aku “lho… Alfin khan baru 3 taon? Nanti dong 5 taon kayak Abang”
Alfin “Pokoknya … Alfin mau di sunat !”
Aa “taun depan kali Mah….Daffa khan dulu 4 tahun…”
Aku “nggak dong… 5 tahun kok !”
Begitulah setelah sedikit ngacakin kompie…ketemu juga postingan yang belum terposting itu…here there are…
start here………………………………………
Untuk orang Betawi, barangkali umur Daffa yang baru akan 5 tahun di Maret 2004 ini sangat amat kemudaan untuk disunat (biasanya anak Betawi disunat dari mulai akan masuk SD sampai kira-kira kelas 2-3 SD),
in contrary dengan Orang Sunda, umur Daffa udah ketuaan untuk disunat…
Hanya saja, berdasarkan satu dan lain hal, Qta memutuskan agar Daffa disunat sesegera mungkin, memang Daffa belum minta, tapi Daffa udah sering dibilangin bahwa anak lelaki itu harus disunat and sooner or latter he’ll do it anyway.
Ceritanya, ambil long leave dari kantor tanggal 9 & 10Feb 2005 adalah 2 libur besar yang menjepit 2 week end days),
si Aa sendiri memang udah meliburkan kantornya…
Tanggal 9 Feb 05, Rabu
Libur IMLEK
Sekeluarga qta take trip to Cianjur,
Aki kebeneran ada di Merauke,
he seems so regret that he could not go with us,
ada Ibu, Alfin (this is his first long trip), and our assistants,
udah kayak iklan Kijang, hanya kali ini qta pake Stream aja.
Arriving there, qta mancing ikan, beberapa kali Papa dapet,
Mama-nya Daffa sich pertamanya nggak,
pas umpan rotinya diganti cacing baru pada mau dech…
Siang itu qta makan besar “IKAN BAKAR” made in empang sendiri.
Tanggal 10 Feb 05, Kamis
Libur TAHUN BARU HIJRIAH
Di peringatan Hijrah-nya Nabi qta dari Mekkah ke Medinah
sekaligus peringatan Tahun baru Islam, we did it,
nggak ada kesengajaan penghitungan waktu,
tapi memang ada harapan bahwa yang kita lakukan
merupakan awal dari langkah yang baik, amin.
Early morning jam 03.30 subuh Pa, Ma dan Ibu
and of course sang pengantin sunat pergi ke Bandung,
tiba di klinik sunat, qta kaget sendiri,
bayangkan jam 4 subuh begitu udah ada keramean,
tukang jualan mix sama yang mau disunat.
(daffa ngantug berat ketika nunggu antrian)
Jangan Tanya perasaan Pa-Ma waktu itu, Mama malah mengibaratkan ketegangannya melebihi saat akan labour… well pendek kata, Daffa jauh lebih tenang dibanding anak-anak laen yang malah ada yang udah teriak-teriak, bikin Pa-Ma makin senewen.
BTW, klinik ini juga klinik sunat-nya Oom Yudi, ± 20 tahun lalu.
Pertama-tama yang dilakukan Daffa di-register dulu, terus naek ke lantai 3, Daffa dapat no antrian 17 langsung duduk di kursi besi panjang. Qta mesti copot celana dan sandal Daffa, so Daffa hanya berbekal CD khusus sunat.
Then, Every parent should go downstairs (2nd Floor), waiting, it only takes 2 rakaat Subuh for Ibu and Ma’, then ada panggilan “Daffa, anak Bapak Hilmi, Jakarta” and then… there standing my little grown up boy with a little (a very tiny) tears in his eye spot…belon mau crita apa yang terjadi… (next time keceplos juga bahwa Daffa disuntik, tapi setiap ditanya detail he’ll put his hand at our mouth say “hushhh” )…
Begitulah kira-kira, akhirnya qta hurry back to Cianjur, and abang Daffa sleep tight to 10.
and we then go back to Jakarta at 11.
Syukurannya sich diadain hari Sabtu di Jakarta. Yang lucu waktu syukuran…
Bang Daffa yang nggak kenal sama yang namanya uang, beberapa kali nyuekin uangnya begitu aja …

(waktu syukuran)